Proposisi

PENDAHULUAN

Proposisi adalah kalimat atau pernyataan yang selalu memiliki nilai kebenaran, baik itu bernilai benar atau salah tetapi tidak keduanya. Berikut ini merupakan contoh kalimat yang merupakan proposisi maupun yang bukan. Kali ini saya akan membahas tentang salah satu materi yang termasuk ke dalam logika matematika yaitu Proposisi. Lebih lengkapnya akan di bahas di bagian teori. adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak dapat sekaligus Di dalam matematika, tidak semua kalimat berhubungan dengan logika. Hanya kalimat yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam penalaran. Kalimat tersebut dinamakan proposisi (preposition). Proposisi keduanya, Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai kebenarannya (truth value).
TEORI
1.      Konsep dan Notasi Dasar
Yaitu berupa kalimat deklaratif yang bernilai benar (T atau true) atau salah (F atau false), tetapi tidak keduanya. Contohnya :
·         10 adalah bilangan genap
·         10 x 2 = 20
·         Hari ini adalah hari Jumat
·         X + Y = Y + X untuk setiap x dan y bilangan riil.
2.      Proposisi dan Tabel Kebenaran

Tabel Kebenaran (Truth Table) adalah alat atau tabel yang digunakan untuk memberikan nilai dengan aturan tertentu.  Tabel kebenaran menunjukkan secara sistematis satu demi satu nilai-nilai kebenaran sebagai hasil kombinasi dari proposisi-proposisi yang sederhana. Untuk melengkapi tabel kebenaran proposisi, terlebih dahulu kita harus mengetahui berapa banyak pernyataan yang termuat yang berlainan dalam tabel itu.  Langkah ini mutlak diperlukan agar tidak ada kemungkinan komposisi nilai kebenaran yang mungkin tak tertuliskan.
·         Proposisi
Proposisi adalah kalimat atau pernyataan yang selalu memiliki nilai kebenaran, baik itu bernilai benar atau salah tetapi tidak keduanya. Berikut ini merupakan contoh kalimat yang merupakan proposisi maupun yang bukan.
a.       4 adalah bilangan genap.
b.      Soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama
c.       Universitas Jendral Soedirman terletak di Temanggung.
d.      x + y = 2.
e.       Dimana letak pulau Jawa?
Kalimat a dan b adalah kalimat proposisi yang bernilai benar. Kalimat c adalah kalimat proposisi yang bernilai salah. Sedangkan kalimat d dan e bukan merupakan kalimat proposisi.
Proposisi biasanya dilambangkan dengan huruf kecil seperti p, q, r,….. misalnya:
p : 4 adalah bilangan genap.
q : Soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama.
r : Uniersitas Jendral Soedirman terletak di Temanggung.
3.      Tautologi dan Kontradiksi
·         TAUTOLOGI

Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar. Contoh pernyataan tautologi adalah:
(p ʌ q) => q
untuk membuktikan pernyataan diatas adalah tautologi, simak tabel kebenaran untuk tautologi (p ʌ q) => q berikut;
contoh lain pernyataan tautologi adalah:
a. ((p => q) ʌ (r => q)) => ((p v r) =>q
b. (p ʌ  
~q) => p
 
·         KONTRADIKSI

Kontradiksi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai salah. Contoh pernyataan

kontradiksi:
 p ʌ (~p ʌ q)
tabel kebenaran pernyataan kontradiksi  p ʌ (~p ʌ q):
contoh lain pernyataan kontradiksi adalah:

(p ʌ ~p)
4.      Ekuivalen Logika

Ekuivalen adalah dua atau lebih pernyataan majemuk  yang memiliki nilai kebenaran yang sama. Contoh ekuivalen:
~(p v q) ≡ ~p ʌ ~q
tabel kebenaran pernyataan ekuivalen ~(p v q) ≡ ~p ʌ ~q: 
Hukum-hukum ekuivalen:

a. Hukum Komutatif
    p ʌ q ≡  q ʌ p
    p v q ≡ q v p


b. Hukum Distributif
    p ʌ (q v r) ≡ (p ʌ q) v (p ʌ r)
    p v (q ʌ r) ≡ (p v q) ʌ (p v r)

c. Hukum Asosiatif
    (p ʌ q) ʌ r ≡ p ʌ (q ʌ r)
    (p v q) v r ≡  p v (q v r)

d. Hukum Identitas
    p ʌ T ≡  p
    p v F ≡  p

e. Hukum Dominasi / Ikatan
    p v T ≡ T
    p v F ≡ F 

f.  Hukum Negasi
    p v 
~p ≡  T 
    p ʌ 
~p ≡ F

g. Hukum Involusi / Negasi Ganda
    
~(~p) ≡  p

h. Hukum Idempoten
    p ʌ p ≡ p
    p v p ≡ p

i.  Hukum De Morgan
 
   ~( p ʌ q ) ≡  ~p v ~q
    
~( p v q ) ≡ ~p ʌ ~q

j.  Hukum Absorbsi / Penyerapan
    p v (p ʌ q) ≡  p
    p ʌ (p v q) ≡ p

k. Hukum True dan False
    
~T ≡  F
    
~F ≡ T

l.  Hukum Perubahan Implikasi menjadi Disjungsi atau Konjungsi.
    p => q ≡ 
~p v q
5.      Aljabar Proposisi

Setiap proposisi yang saling ekivalen dapat dipertukarkan atau diganti antara satu dengan yang lainnya. Hukum-hukum aljabar Proposisi adalah sebagai berikut:
a.       Hukum Idempoten (Idem)
pp ek p
pp ek p
b.      Hukum Asosiatif (As)
(pq)r ek p(qr)
(pq)r ek p(qr)
c.       Hukum  Komutatif (Kom)
pq ek qp
pq ek qp
d.      Hukum Distributif (Dist)
p(qr) ek (pq)(pr)
p(qr) ek (pq)(pr)
e.       Hukum Identitas (Id)
pF ek p
pT ek T
pF ek F
pT ek p
f.       Hukum Komplemen (Komp)
pp ek T
pp ek F
(p) ek p
T ek F
g.      Hukum Transposisi (Trans)
pq ek q⇒∼p
h.      Hukum Implikasi (Imp)
pek pq
i.        Hukum Ekivalensi (Eki)
pq ek (pq)(qp)
pq ek (pq)(qp)
j.        Hukum Eksportasi (Eksp)
(pq)r ek p(qr)
k.      Hukum De Morgan (DM)
(pq) ek pq
(pq) ek pq

6.      Implikasi Logik

§  Misalkan P(p,q,…) dan Q(p,q,…) adalah proposisi. Maka tiga kondisi di bawah ini adalah ekuivalen.
  1. ~P(p,q,…) Ú Q(p,q,…) adalah tautologi.
  2. P(p,q,…) Ù Q(p,q,…) adalah kontradiksi
  3. P(p,q,…) → Q(p,q,…) adalah tautology
§  Suatu proposisi P(p,q,…) disebut implikasi logic ke proposisi Q(p,q,…) dinyatakan dengan : P(p,q,…) → Q(p,q,…) Bila satu dari ketiga kondisi di atas berlaku.
7.      Fungsi Proposisi dan Himpunan Kebenaran
Misalkan P(x) merupakan sebuah pernyataan yang mengandung variabel x dan D adalah sebuah himpunan (sembarang kumpulan obyek). Kita menyebut P sebuah fungsi proposisi (dalam D) jika untuk setiap x di D, P(x) adalah proposisi. Contoh :
1.      Misalkan P(n) adalah pernyataan, n adalah bilangan ganjil dan D adalah himpunan bilangan bulat positif. Maka P adalah fungsi proposisi dengan daerah asal pembicaraan D karena untuk setiap n di D, P(n) adalah proposisi (yakni, untuk setiap n di D, P(n) bisa bernilai benar atau salah tetapi tidak keduanya). Jika n=1, dapat diperoleh proposisi. 1 adalah bilangan ganjil bernilai benar. Jika n=2, diperoleh proposisi 2 adalah bilangan ganjil bernilai salah.
2.      Fungsi proposisi “x+2>7” yang didefinisikan pada N, yakni himpunan bilangan asli. Maka {x | x Î N, x+2>7} = {6,7,8,…}adalah himpunan kebenarannya.

8.      Pengukur Jumlah Universal
Pernyataan yang menggunakan kata semua atau setiap disebut pernyataan berkuantor universal. Kata semua atau setiap disebut kuantor universal. Berikut beberapa contoh pernyataan yang menggunakan kuantor universal.
a.    Semua kuda berlari cepat.
b.   Setiap bilangan asli lebih besar daripada no l.
Kalimat terbuka p(x) dapat diubah menjadi pernyataan dengan cara mengganti peubah pada kalimat terbuka itu dengan nilai-nilai pengganti pada himpunan yang telah ditentukan. Cara lain untuk mengubah kalimat terbuka menjadi pernyataan adalah dengan membubuhkan kuantor universal di depan kalimat terbuka itu. Misalkan p(x) adalah sebuah kalimat terbuka, maka untuk menyatakan penyelesaian dari p(x) dituliskan sebagai berikut.
" x, p(x)
dibaca: untuk setiap x berlakulah p(x) atau untuk semua x berlakulah p(x)
Perhatikan contoh berikut.
p : Semua kucing berwarna putih
ingkaran dari p adalah ~p : Tidak benar bahwa semua kucing berwarna putih, atau
~p : Ada kucing yang tidak berwarna putih
Berdasarkan contoh diatas tampak bahwa ingkaran dari pernyataan berkuantor universal adalah sebuah pernyataan berkuantor eksistensial. Secara umum, ingkaran dari pernyataan berkuantor universal dapat ditentukan sebagai berikut.
~[" x, p(x)] º $ x, ~p(x)
dibaca: ingkaran dari “untuk setiap x berlakulah p(x)” ekuivalen dengan “ada x yang bukan p(x)”

9.      Negasi Ingkaran

Kalimat ingkaran ( Negasi ) adalah suatu pernyataan yang diperoleh dari suatu pernyataan sebelumnya dan mempunyai nilai kebenaran yang berlawanan dengan pernyataan sebelumnya.
Beberapa negasi suatu pernyataan dapat dilihat pada table berikut.
Tabel nilai kebenaran Negasi :
Contoh :
Tentukan ingkaran dari pernyataan berikut, kemudian tentukanlah nilai kebenarannya.
( 1 ) p : Ibukota Jawa Barat adalah Surabaya.
( 2 ) s : 2 + 2 = 5
( 3 ) t :  Pinguin adalah Burung
Jawab :
( 1 ) p : Ibukota Jawa Barat adalah Surabaya.
~p : Ibukota Jawa Barat Bukan Surabaya.
p bernilai S ( salah ) dan ~p bernilai B ( benar )
( 2 ) s : 2 + 2 = 5
~s : 2 + 2 ≠ 5
s bernilai S ( salah ) dan ~s bernilai B ( benar )
( 3 ) t :  Pinguin adalah burung.
~t : Pinguin bukan burung.
t bernilai B ( benar ) dan ~t bernilai S ( salah )

ANALISIS
Proposisi adalah suatu keputusan. Keputusan yang dipermasalahkan dalam filsafat logika adalah keputusan yang berhubungan dengan term-term yang terangkai dalam suatu kalimat. Jadi proposisi atau keputusan adalah pernyataan tentang relasi yang terdapat diantara dua buah term. Suatu proposisi mempunyai tiga unsur sebagai berikut:
1.      Subyek
2.      Predikat;
3.      Kopula (penghubung antara subyek dan predikat).
Misalnya proposisi: ‘Semua manusia adalah hamba Allah’. Semua manusia sebagai subyek; hamba Allah sebagai predikat; adalah sebagai kopula. Menurut logika tradisional, proposisi mestinya terdiri atas tiga bagian, yaitu subyek, predikat dan kopula. Kopula mesti ada dan fungsinya menyatakan hubungan yang terdapat antara subyek dan predikat. Hubungan yang dinyatakan oleh kopula mungkin berupa afirmasi, artinya kopula menyatakan bahwa diantara subyek dan predikat tidak terdapat suatu hubungan apapun. Dalam Logika dikenal adanya dua macam proposisi, menurut sumbernya, yaitu proposisi analitik dan proposisi sintetik. Proposisi analitik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya, seperti : Burung adalah hewan. Kata “hewan” pengertiannya sudah terkandung pada subyek “burung”. Jadi predikat pada proposisi analitik tidak mendatangkan pengetahuan baru. Untuk menilai benar tidaknya proposisi serupa kit lihat ada tidaknya pertentangan dalam diri pernyataan itu. Prposisi analitik disebut juga proposisi a priori. Proposisi sintetik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya, seperti : Manggis itu manis. Kata “manis” pengertiannya belum terkandung ada subyeknya, yaitu “manggis”. Jadi kata “manis” merupakan pengetahuan baru yang didapat melalui pengalaman. Roosisi sintetik adalah lukisan dari kenyataan empirik maka untuk menguji benar salahnya diukur berdasarkan sesuai tidaknya dengan kenyataan empiriknya. Proposisi ini disebut proposisi a posteriori.


Komentar