Evolusi

PENDAHULUAN
Evolusi adalah konsep dasar biologi modern. Ini menjelaskan bagaimana kehidupan telah berubah dari generasi ke generasi dan bagaimana keanekaragaman hayati kehidupan terjadi melalui mutasi, pergeseran genetik, dan seleksi alam.
Seleksi alam dan adaptasi adalah dua konsep dasar yang datang di bawah Teori Evolusi Darwin. Dalam teori Darwin, ia mengatakan bahwa semua kehidupan adalah terkait dan memiliki keturunan dari nenek moyang yang sama. Semua spesies, oleh karena itu, dapat dimasukkan dalam pohon besar kehidupan.
Seleksi alam diketahui adalah penyebab adaptasi, namun penyebab non-adaptif lain seperti mutasi dan pergeseran genetik juga bertanggung jawab untuk evolusi kehidupan di bumi. Darwin menjelaskan bahwa organisme dengan variasi yang lebih menguntungkan atau adaptasi dan dengan tingkat reproduksi yang lebih tinggi dapat meningkatkan kesempatan mereka untuk bertahan hidup. Spesies ini meneruskan adaptasi ini untuk generasi masa depan, dan yang dapat membantu untuk menyebarkan adaptasi mereka di seluruh spesies.

TEORI
1.      Teori Evolusi





Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasiataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi.
Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini. Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi.
Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles DarwinOn the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi. Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zamanAristoteles. Namun, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
2.      Perbedaan Perubahan Makhluk Hidup Yang Disebabkan Oleh Evolusi
Evolusi memengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku organisme. Yang paling terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik yang diakibatkan oleh seleksi alam. Adaptasi-adaptasi ini meningkatkan kebugaran dengan membantu aktivitas seperti menemukan makanan, menghindari predator, dan menarik lawan jenis. Organisme juga dapat merespon terhadap seleksi dengan berkooperasi satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam simbiosis.
Dalam jangka waktu yang lama, evolusi menghasilkan spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme menjadi kelompok baru yang tidak akan bercampur kawin.Akibat evolusi kadang-kadang dibagi menjadi makroevolusi dan mikroevolusi. Makroevolusi adalah evolusi yang terjadi pada tingkat di atas spesies, seperti kepunahan danspesiasi. Sedangkan mikroevolusi adalah perubahan evolusioner yang kecil, seperti adaptasi yang terjadi dalam spesies atau populasi. Secara umum, makroevolusi dianggap sebagai akibat jangka panjang dari mikroevolusi. Sehingga perbedaan antara mikroevolusi dengan makroevolusi tidaklah begitu banyak terkecuali pada waktu yang terlibat dalam proses tersebut. Namun, pada makroevolusi, sifat-sifat keseluruhan spesies adalah penting. Misalnya, variasi dalam jumlah besar di antara individu mengizinkan suatu spesies secara cepat beradaptasi terhadap habitat yang baru, mengurangi kemungkinan terjadinya kepunahan. Sedangkan kisaran geografi yang luas meningkatkan kemungkinan spesiasi dengan membuat sebagian populasi menjadi terisolasi.
Dalam pengertian ini, mikroevolusi dan makroevolusi dapat melibatkan seleksi pada tingkat-tingkat yang berbeda, dengan mikroevolusi bekerja pada gen dan organisme, versus makroevolusi yang bekerja pada keseluruhan spesies dan memengaruhi laju spesiasi dan kepunahan. Terdapat sebuah miskonsepsi bahwa evolusi bersifat "progresif", namun seleksi alam tidaklah memiliki tujuan jangka panjang dan tidak perlulah menghasilkan kompleksitas yang lebih besar. Walaupun spesies kompleks berkembang dari evolusi, hal ini terjadi sebagai efek samping dari jumlah organisme yang meningkat, dan bentuk kehidupan yang sederhana tetap lebih umum. 
Sebagai contoh, mayoritas besar spesies adalah prokariota mikroskopis yang membentuk setengah biomassa dunia walaupun bentuknya yang kecil, serta merupakan mayoritas pada biodiversitas bumi. Organisme sederhana oleh karenanya merupakan bentuk kehidupan yang dominan di bumi dalam sejarahnya sampai sekarang. Kehidupan kompleks tampaknya lebih beranekaragam karena ia lebih mudah diamati.

·         Seleksi alam





Seleksi alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang "terbukti sendiri" karena:
a)       Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme.
b)       Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
c)       Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi.
Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran evolusi mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme. Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi, alel tersebut menjadi lebih umum dalam populasi. Contoh-contoh sifat yang dapat meningkatkan kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan hidup dan fekunditas. Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel yang kurang menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka.[2] Adalah penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang tetap. Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi merugikan.
Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Kedua, seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi menengah tidak. Ketiga, seleksi pemantap(stabilizing selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi badan yang sama.
Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme. Sifat-sifat yang berevolusi melalui seleksi seksual utamanya terdapat pada pejantan beberapa spesies hewan. Walaupun sifat ini dapat menurunkan keberlangsungan hidup individu jantan tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar dan warna yang cerah dapat menarik predator), Ketidakuntungan keberlangsungan hidup ini diseimbangkan oleh keberhasilan reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan.
Bidang riset yang aktif dalam bidang biologi evolusi pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme, dan bahkan spesies. Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah tingkat individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh genom. Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat mengizinkan evolusi ko-operasi.

·         Adaptasi

Adaptasi merupakan struktur atau perilaku yang meningkatkan fungsi organ tertentu, menyebabkan organisme menjadi lebih baik dalam bertahan hidup dan bereproduksi. Ia diakibatkan oleh kombinasi perubahan acak dalam skala kecil pada sifat organisme secara terus menerus yang diikuti oleh seleksi alam varian yang paling cocok terhadap lingkungannya. Proses ini dapat menyebabkan penambahan ciri-ciri baru ataupun kehilangan ciri-ciri leluhur. Contohnya adalah adaptasi bakteri terhadap seleksi antibiotikmelalui perubahan genetika yang menyebabkan resistansi antibiotik. Hal ini dapat dicapai dengan mengubah target obat ataupun meningkatkan aktivitas transporter yang memompa obat keluar dari sel. 
Contoh lainnya adalah bakteri Escherichia coli yang berevolusi menjadi berkemampuan menggunakan asam sitrat sebagai nutrien pada sebuah eksperimen laboratorium jangka panjang, ataupun Flavobacterium yang berhasil menghasilkan enzim yang mengizinkan bakteri-bakteri ini tumbuh di limbah produksinilon. Namun, banyak sifat-sifat yang tampaknya merupakan adapatasi sederhana sebenarnya merupakan eksaptasi, yakni struktur yang awalnya beradaptasi untuk fungsi tertentu namun secara kebetulan memiliki fungsi-fungsi lainnya dalam proses evolusi. Contohnya adalah cicak Afrika Holaspis guentheri yang mengembangkan bentuk kepala yang sangat pipih untuk dapat bersembunyi di celah-celah retakan, seperti yang dapat dilihat pada kerabat dekat spesies ini. Namun, pada spesies ini, kepalanya menjadi sangat pipih, sehingga hal ini membantu spesies tersebut meluncur dari pohon ke pohon.[116] Contoh lainnya adalah penggunaan enzim dari glikolisis dan metabolisme xenobiotiksebagai protein struktural yang dinamakan kristalin (crystallin) dalam lensa mata organisme.

Kerangka paus balin, label a dan b merupakan tulang kaki sirip yang merupakan adaptasi dari tulang kaki depan; sedangkan c mengindikasikan tulang kaki vestigial. Ketika adaptasi terjadi melalui modifikasi perlahan pada stuktur yang telah ada, struktur dengan organisasi internal dapat memiliki fungsi yang sangat berbeda pada organisme terkait. Ini merupakan akibat dari stuktur leluhur yang diadaptasikan untuk berfungsi dengan cara yang berbeda. Tulang pada sayap kelelawar sebagai contohnya, secara struktural sama dengan tangan manusia dan sirip anjing laut oleh karena struktur leluhur yang sama yang mempunyai lima jari. Ciri-ciri anatomi idiosinkratik lainnya adalah tulang pada pergelangan panda yang terbentuk menjadi "ibu jari" palsu, mengindikasikan bahwa garis keturunan evolusi suatu organisme dapat membatasi adaptasi apa yang memungkinkan.
Selama adaptasi, beberapa struktur dapat kehilangan fungsi awalnya dan menjadi struktur vestigial. Struktur tersebut dapat memiliki fungsi yang kecil atau sama sekali tidak berfungsi pada spesies sekarang, namun memiliki fungsi yang jelas pada spesies leluhur atau spesies lainnya yang berkerabat dekat. Contohnya meliputi pseudogen, sisa mata yang tidak berfungsi pada ikan gua yang buta, sayap pada burung yang tidak dapat terbang,[124] dan keberadaan tulang pinggul pada ikan paus dan ular. Contoh stuktur vestigial pada manusia meliputi geraham bungsutulang ekor, dan umbai cacing (apendiks vermiformis).
Bidang investigasi masa kini pada biologi perkembangan evolusioner adalah perkembangan yang berdasarkan adaptasi dan eksaptasi. Riset ini mengalamatkan asal muasal dan evolusi perkembangan embrio, dan bagaimana modifikasi perkembangan dan proses perkembangan ini menghasilkan ciri-ciri yang baru. Kajian pada bidang ini menunjukkan bahwa evolusi dapat mengubah perkembangan dan menghasilkan struktur yang baru, seperti stuktur tulang embrio yang berkembang menjadi rahang pada beberapa hewan daripada menjadi telinga tengah pada mamalia. Adalah mungkin untuk struktur yang telah hilang selama proses evolusi muncul kembali karena perubahan pada perkembangan gen, seperti mutasi pada ayam yang menyebabkan pertumbuhan gigi yang mirip dengan gigi buaya. Adalah semakin jelas bahwa kebanyakan perubahan pada bentuk organisme diakibatkan oleh perubahan pada tingkat dan waktu ekspresi sebuah set kecil gen yang terpelihara.

3.      Contoh Makhluk Hidup Yang Mengalami Evolusi

·         Anjing

Saat ini, ada sekitar 35 ribu anjing jalanan di Moskow. Selama beberapa generasi pembiakan, para anjing menjadi kian pintar sesuai lingkungan perkotaan yang semakin kompleks. Karena hanya 3 persen anjing jalanan di Moskow yang mampu bertahan hidup hingga menghasilkan keturunan, keturunan anjing-anjing jalanan yang paling tangguh dan paling pintar lah yang memenuhi Moskow.
Anjing-anjing Moskow membentuk gang-gang yang telah belajar bagaimana mengirimkan anggotanya yang paling kecil dan imut untuk meminta makanan dari para manusia. Anjing yang besar telah belajar menggonggong dan menangkap : melompat dan menyalak pada orang yang sedang makan snack, membuatnya menjatuhkan makanan tersebut, dan mengambil makanan yang jatuh tersebut.

·         Gajah

Ketika kesepakatan internasional melarang perdagangan gading gajah tahun 1989, tinggal tersisa sekitar sejuta gajah di Afrika dan sekitar 7.5 persennya diburu gadingnya per tahun. Sekarang, tersisa kurang dari separuhnya saja, namun masih saja kita kehilangan sekitar 8 persennya karena pemburu gading.
Pada dasarnya, para pemburu gading gajah telah melakukan tugas seleksi alam pada para gajah. Karena gajah dengan gading yang bagus diburu dan dibunuh, maka mereka memiliki keturunan yang lebih sedikit daripada gajah dengan gading jelek. Akibatnya, jika sebelumnya hanya 2 hingga 5 persen saja gajah Asia yang lahir tanpa gading, sekarang naik hingga 38 persen. Lebih dari sepertiga populasi gajah!

Seleksi alam ikut bekerja disini. Gajah cewek lebih memilih gajah tanpa gading daripada gajah bergading, sehingga keturunannya lebih mungkin tanpa gading, dan karenanya lebih mungkin bertahan hidup dari serangan para pemburu. Perhatikan evolusi ini terjadi hanya dalam tempo sekitar satu abad, semenjak para kolonial eropa mulai tertarik menjadikan gading gajah liar sebagai komoditas ekspor.

·         Ikan Sungai Hudson

Sejak tahun 1947 hingga 1976, Sungai Hudson adalah hulu bisnis dari beberapa perusahaan pencemar air terbesar di AS. Sebagai contoh, lebih dari setengah juta kilogram PCB dari General Electric sendiri membuat sungai tersebut menjadi salah satu perairan terburuk di AS. Ikan tomcod Atlantik yang hidup di sungai tersebut telah mengevolusikan sesuatu yang unik. Sementara ikan-ikan lainnya mati, selama 20 hingga 50 generasi, ikan-ikan tomcod justru membangun kekebalan tubuh terhadap racun di air. Tentu saja sebagian disebabkan oleh rekan-rekannya yang lemah telah mati dan tidak menghasilkan keturunan yang kebal.

Sebagian besar ikan memiliki gen reseptor yang mengandung protein yang mengatur efek dari racun. Tomcod memiliki gen tersebut, namun dalam beberapa tahun terakhir, versi mereka telah menjatuhkan enam pasangan basa, bagian DNA tempat menempelnya molekul racun tersebut. Gen dengan enam pasangan basa ini adalah hasil mutasi dari racun yang datang dari sungai ke DNA sang ikan.

·         Kadal

Hal menarik dari kadal adalah betapa hebatnya mereka beradaptasi. Kadal Pagar Selatan merupakan spesies yang unik. Ketika sekitar 70 tahun lalu, semut api datang secara tidak sengaja ke habitatnya, para kadal ini tidak berdaya. Cukup 12 ekor semut api mampu membuat kadal mati dalam satu menit. Sekarang, para kadal yang hidup di daerah terdekat dengan pelabuhan tempat pertama kali datangnya semut api telah mengevolusikan strategi aneh untuk bertahan hidup.
Saat di serang semut, kadal biasa akan merespon dengan diam saja, berharap para semut akhirnya pergi dan mereka sendiri akhirnya mati. Tetapi kadal yang telah berevolusi mengembangkan tarian perontok semut yang mereka turunkan pada anak-anak mereka. Anak-anak tersebut kemudian memiliki kaki yang lebih panjang untuk lebih cepat kabur. Strategi sebaliknya terjadi pada kadal larista, mereka sungguh kehilangan kaki karena terlalu sering diam. Mereka menjadi lebih mirip ular dan membuat para semut lebih segan.

Tahun 1971, para ilmuan mendatangkan 10 ekor kadal dinding Italia ke sebuah pulau di Kroasia, namun segera setelah mereka dilepaskan, perang kemerdekaan Kroasia berkecamuk dan para ilmuan kabur. Tahun 2004, pasca perang, para ilmuan kembali. Mereka terkejut dengan apa yang mereka temukan, 5 ribu keturunan kadal pertama yang mereka datangkan, bukan hanya telah membuat punah populasi kadal asli, namun juga telah berevolusi untuk dapat memakan menu yang tersedia di habitat barunya. Sebelum tinggal di pulau tersebut, para kadal dinding adalah karnivora, jadi sistem pencernaan mereka bukanlah untuk memakan daun. Namun di pulau baru mereka, serangga langka dan ada banyak tanaman. Kadal akhirnya mengembangkan katup cecal, yang berupa otot-otot yang memperlambat proses pencernaan makanan dan memberi mereka waktu untuk mencerna selulosa tanaman. Mereka juga mengevolusikan kepala yang lebih besar untuk gigitan yang lebih kuat dan untuk pertahanan teritorial. Evolusi sedemikian cepat ibarat manusia yang mengevolusikan usus buntu baru hanya dalam beberapa ratus tahun.
Kadal lain spesies skink berjari tiga yang hidup di daerah iklim pegunungan yang keras berevolusi dengan menyimpan telurnya lebih lama di dalam tubuh. Biasanya kadal mengeluarkan telurnya, tetapi tidak dengan skink berjari tiga. Mereka terlihat melahirkan tapi sebenarnya bertelur, telurnya berderet di dalam tubuhnya yang panjang. Rahimnya mengeluarkan kalsium untuk janinnya, yang sesungguhnya merupakan tahap awal perkembangan plasenta. Bayangkan, plasenta kadal! Mereka jadi seperti mamalia.

·         Ngengat Merica

Ngengat hitam di masa revolusi industri warnanya menyatu dengan pohon, dan hitam menjadi hitam baru di dunia ngengat. Dalam 50 tahun, 98 persen dari semua ngengat merica di Inggris berwarna hitam. Bukan hanya ngengat di Inggris yang berwarna hitam, ngengat Amerika dan Eropa daratan juga berubah warna di masa revolusi industri. Namun ceritanya tidak berhenti sampai di sini. Pada abad ke-20, Inggris membersihkan dirinya dan batang pohon kembali ke warna sejatinya, dan begitu juga ngengatnya. Evolusi bukan hanya bergerak maju, ia kemana saja yang ia mau.


ANALISIS

Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi.
Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles DarwinOn the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam).

Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi. Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zamanAristoteles. Namun, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.



https://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi
http://www.artikelsiana.com/2015/02/teori-teori-evolusi-macam-evolusi-ahli-pendapat.html
https://gurungeblog.com/2009/01/05/evolusi-makhluk-hidup/

Komentar