#SIP DEFINISI SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

A. Definisi
1.      Sistem

Menurut Marimin, Tanjung, dan Prabowo (2006) sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks. Sistem berusaha mencapai tujuan. Pencapaian tujuan ini menyebabkan timbulnya dinamika, perubahan yang terus menerus perlu dikembangkan dan dikendalikan. Definisi tersebut menunjukkan bahwa sistem sebagai gugus dari elemen-elemen yang saling berinteraksi secara teratur dalam rangka mencapai tujuan dan sub-tujuannya.

Menurut Singh (2007) sistem dapat didefiniskan sebagai suatu kesatuan dari prosedur yang mengkonstitusi aktifitas dan secara logis berkelompok bersama untuk membuat satu fungsi unik yang berkaitan dengan suatu organisasi. Sistem juga bisa didefinisikan sebagai beberapa koleksi dari komponen yang merespon untuk menginput dan memproduksi output yang diinginkan. Sistem juga bisa didefinisikan sebagai suatu proses dari jawaban suatu masalah, membahas tentang bagaimana suatu sistem baru diperlukan, dan mengidentifikasi secara objektif tujuan dari suatu sistem.

Menurut Sharma dan Thakur (2015) kata sistem berasal dari bahasa Yunani "Systema", yang berarti hubungan terorganisir di antara berbagai unit atau komponen yang berfungsi. Komponen-komponen ini juga dikenal sebagai subsistem. Suatu sistem ada karena dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan.

Menurut Gaol (2008) sistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila satu unit macet/terganggu, unit lainnya pun akan terganggu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.

Menurut Sarosa (2009) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kata kuncinya adalah sekumpulan komponen atau subsistem, sehingga sistem terdiri dari beberapa subsistem dan demikian juga sebaliknya. Komponen atau subsistem penyusun suatu sistem berinteraksi dan bekerja sama satu dengan yang lain. Suatu sistem juga memiliki tujuan yang menjadi dasar kerja sistem tersebut.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kesatuan dari sekumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya untuk membuat satu fungsi unik yang berkaitan dengan suatu organisasi yang ingin dicapai.

2.      Informasi

Menurut Maryono dan Istiana (2008) kata informasi dapat diartikan berita yang mengandung maksud tertentu. Manusia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang selalu ingin dibagikan kepada orang lain. Pengalaman atau pengetahuan yang dikomunikasikan kepada orang lain tersebut merupakan pesan atau informasi. Jadi, pesan atau informasi menuntut adanya kehadiran pihak lain.

Menurut Hutahaean (2015) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah kejadian yang terjadi pada saat tertentu.

Menurut Davis (dalam Hutahean, 2015) informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.

Menurut Mulyanto (2009) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata.

Menurut Romney dan Steinbart (2015) informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang diproses menjadi suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan.

3.      Psikologi

Menurut Wade dan Tavris (2008) psikologi secara umum dapat diartikan sebagai disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta bagaimana perilaku dan berbagai proses mental serta bagaimana perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental organisme dan lingkungan eksternal.

Menurut Daulay (2014) psikologi adalah ilmu yang mempelajari proses mental dan tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

Menurut Faizah dan Effendi (2006) psikologi menurut bahasa berasal dari kata Yunani yang terdiri dari dua kata, psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi secara bahasa dapat berarti “ilmu jiwa”.

Menurut Sit (2017) psikologi adalah studi sistematis tentang perilaku manusia, mencakup peranan insting, budaya, fungsi berpikir, intelegensi, dan bahasa. Psikologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas perilaku, tindakan, atau proses mental dan pikiran, diri, atau kepribadian yang terkait dengan proses mental.

Menurut Sharma dan Sharma (2003) psikologi adalah perilaku sains. Perilaku termasuk pengalaman batin dan kegiatan yang jelas. Perilaku dipelajari dalam kaitannya dengan lingkungan, bagian yang dikendalikan dan sebagian tidak terkontrol.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu jiwa yang mempelajari tentang perilaku manusia dan berbagai proses mental yang dalam kaitannya dengan lingkungan, bagian yang dikendalikan, dan sebagian tidak terkontrol.

4.      Sistem Informasi Psikologi

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Psikologi adalah suatu kesatuan dari sekumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya untuk membuat suatu bentuk yang berhubungan dengan perilaku manusia yang mencakup peranan insting, budaya, fungsi berpikir, intelegensi serta bahasa dan untuk memperbaiki berbagai proses mental yang dalam kaitannya dengan lingkungan, bagian yang dikendalikan, dan sebagian tidak terkontrol.

Referensi :
Daulay, N. (2014). Pengantar psikologi dan pandangan Al-Qur’an tentang psikologi: edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Faizah., Effendi, H. L. M. (2006). Psikologi dakwah. Jakarta: Prenadamedia Group.
Gaol, C. J. L. (2008).  Sistem informasi manajemen. Jakarta: Grasindo.
Hutahean, J. (2015). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Marimin., Tanjung H., Prabowo, H. (2006). Sistem informasi manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Grasindo.
Maryono, Y., Istiana, B. P. (2008). Teknologi informasi dan komunikasi. Jakarta: Yudhistira.
Mulyanto, A. (2009). Sistem informasi konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Romney, M. B. Steinbart, P. J. (2015). Accounting information systems, 13th. England: Pearson Educational Limited.
Sarosa, S. (2009). Sistem informasi akuntansi. Jakarta: Grasindo.
Sharma, R. N., Sharma, R. (2003). Experimental psychology. New Delhi: Atlantic Publisher & Distributors.
Sharma, S., Thakur, K. S. (2015). Management information system. Horizon Books.
Singh, S. R. (2007). Information system management. New Delhi: A P H Publishing Corporation.
Sit, M. (2017). Psikologi perkembangan anak usia dini. Depok: Kencana.
Wade, C., Tavris, C. (2008). Psikologi: edisi kesembilan, jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Komentar