#SIP ARTIFICIAL INTELLIGENCE DAN EXPERT SYSTEM


C.      Artificial Intelligence (AI) dan Expert System (ES)
Sumber : nabilapd.wordpress.com
1.      Sejarah dan Definisi AI dan ES
3.1.       Sejarah AI
Pada pertengahan abad 20-an sekelompok ilmuwan mulai menggunakan pendekatan baru untuk membangun mesin cerdas. Berdasarkan penemuan terakhir tentang neurologi, teori matematika baru tentang informasi, pemahaman tentang kendali dan stabilitas yang disebut sebagai sibernetik, dan diatas semuanya itu, dengan ditemukannya computer digital, mesin berbasis pada esensi abstrak dari penalaran matematis.
Bidang penelitian Artificial Intelligence modern dibentuk pada konferensi di kampus Dartmouth College pada musim panas 1956, yang kemudian akan menjadi pemimpin peneltian-penelitian tentang AI selama beberapa decade, terutama John McCarthy, Marvin Minsky, Allen Newel dan Herbert Simon yang mendirikan laboratorium AI di MIT, CMU, dan Stanford. Mereka dan para mahasiswanya menulis program-program computer yang menurut beberapa orang sangat mengagumkan. Computer menjadi punya kemampuan dalam menyelesaikan masalah kata pada aljabar, membuktikan teori logika dan bahkan berbicara dalam bahasa inggris. Pada tahun 60-an penelitian mereka sebagian besar didanai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Mereka sangat optimis atas masa depan bidang baru ini.
Pada awal 80-an penelitian tentang AI dibangkitkan kembali dengan kesuksesan komersial dari software jenis Expert System dan pada tahun 1985 pasar untuk AI telah mencapai lebih dari 1 milyar dollar. Minsky dan teman-temannya mengingatkan bahwa harapan dan antusiasme pada AI telah berada di luar kendali sehingga kekecewaan akan mengikuti. Diawali dengan kegagalan pemasaran mesin LISP pada tahun 1987, AI sekali lagi jatuh pada kegagalan dan kembali masuk ke “musim dingin”.
 Pada era 90-an dan awal abad 21, AI mencapai kesuksesan terbesarmya. AI diadopsi secara luas pada industri teknologi, memberikan sumbangan besar pada logistic, data mining, diagnosis medis dan berbagai area lain. Di luar semua itu adalah kerja keras para peneliti AI untuk menemukan metode matematis yang solid. Perkembangan AI akan terus melaju seiring perkembangan teknologi dan bidang-bidang baru yang bisa berintegrasi dengan AI.
3.1.       Sejarah Expert System
ES mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian Artificial Intelligence ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan computer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu usaha ke arah ini adalah General Purpose Problem-Solver (GPS). GPS yang berupa sebuah prosedur yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herbet Alexander Simon. Dari Logic Theorist merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas. GPS sendiri merupakan sebuah predecessor menuju expert system. GPS berusaha untuk menyusun langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pada pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa ke program yang spesialis dengan dikembangkannya DENDRAL oleh E. Feigenbaum dari Universitas Stanford dan diikuti oleh MYCIN. Pembuatan DENDRAL mengarah pada konklusi-konklusi berikut: GPS terlalu lemah untuk digunakan sebagai dasar untuk membangun ES yang berunjuk kerja tinggi. Pemecahan masalah manusia adalah baik hanya jika beroperasi dalam domain yang sangat sempit. ES harus di update secara berkala untuk informasi baru. Update semacam ini dapat efisien apabila menggunakan representasi pengetahuan berbasis rule.
Problem yang kompleks membutuhkan pengetahuan yang banyak sekali tentang area problem. Pada pertengahan tahun 1970-an, beberapa ES mulai muncul. Sebuah pengetahuan kunci yang dipelajari saat itu adalah kekuatan dari ES berasal dari pengetahuan spesifik yang dimilikinya, bukan dari formalisme khusus dan pola penarikan kesimpulan yang digunakannya. Awal 1980-an teknologi ES yang mula-mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersil, khususnya XCON, XSEL, dan CATS-1. Expert System untuk melalukan diagnosis kesehatan telah dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970. Expert System untuk melakukan diagnosis pertama dibuat oleh Bruce Buchanan dan Edward Shortfille di Stanford University. Sistem ini diberi nama MYCIN.
MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnosis penyakit meningitis dan infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Dalam uji coba, dia mampu menunjukkan kemampuan seperti seorang spesialis. Meskipun MYCIN tidak pernah digunakan secara rutin oleh dokter, MYCIN merupakan referensi yang bagus dalam penelitian kecerdasan buatan yang lain.
3.1.   Definisi AI
Sumber : sriahayuutami99.wordpress.com
Menurut Rich dan Knight (dalam Kusrini, 2006) Artificial Intelligence sebagai studi tentang bagaimana membuat computer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.
Menurut H. A. Simon (dalam Kusrini, 2006) Artificial Intelligence merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman computer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas.
Menurut Kusrini (2006) ada 3 tujuan kecerdasan buatan yaitu : membuat computer lebih cerdas, mengerti tentang kecerdasan, dan membuat mesin lebih berguna. Yang dimaksud kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari pengalaman, memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi dengan cepat dan baik atas situasi yang baru, menggunakan penalaran dalam memecahkan masalah serta menyelesaikannya dengan efektif.
3.1.   Definisi ES
Sumber : expertsystem.com
Menurut Martin dan Oxman (dalam Kusrini, 2006) ES adalah sistem berbasis computer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya daapt dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut.
Menurut Kusrini (2006) ES diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan yang dimaksud antara lain: pembuatan keputusan, pemaduan pengetahuan, pembuatan desain, perencanaan, prakiraan, pengaturan, pengendalian, diagnosis, perumusan, penjelasan, pemberian nasihat, dan pelatihan.
2.      Hubungan Artificial Intelligence dan kognisi manusia
Kognisi sering dikaitkan dengan emosi, pemikiran, hati nurani dan hal-hal mendalam dalam diri kita. Kecerdasan tidak mungkin hadir tanpa adanya kesadaran ini. Kesadaran bisa dijadikan tanda hadirnya kecerdasan. Jika suatu mesin bisa menampilkan kualitas kecerdasan seperti manusia maka mesin itu dikatakan memiliki conscious. Pendapat ini dikemukakan oleh Alan Turing yang pada tahun 1950 melakukan percobaan yang hasilnya bisa dipakai untuk menentukan apakah dalam praktiknya suatu mesin bisa dikatakan cerdas. Turing melakukan percobaan ini pada saat berpikir bahwa computer yang bisa berpikir seperti otak manusia bisa hadir dalam kurun waktu 50 tahun lagi. Ilmu-ilmu baru bermunculan dengan tujuan menghasilkan mesin-mesin cerdas, inilah yang kemudian kita kenal sebagai Artificial Intelligence.
Sistem ini dikembangkan untuk mengembangkan metode dalam menyelesaikan masalah, biasanya diselesaikan melalui aktifivitas intelektual manusia, misal pengolahan citra, perencanaan, peramalan dan lain-lain, meningkatkan kinerja sistem informasi yang berbasis komputer. Untuk itu, sistem ini harus berpedoman pada sistem kognisi manusia, yaitu cara berfikir manusia, cara manusia bernalar, mengenali suatu stimulus, memecahkan masalah, mengingat, dan mengambil keputusan serta merespon dan bertindak. Dengan demikian para peneliti ilmu ini membuat suatu sistem, aplikasi, atau program yang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia dengan lebih baik, menggunakan perangkat mesin yang canggih untuk mempermudah pekerjaan manusia di kehidupan nyata.
3.      Khusus Expert System
3.1.       ELIZA
Eliza adalah salah satu Expert System yang dikembangkan pada tahun 1966. Ini adalah program computer terapis yang dibuat oleh Joseph Weizenbaum di MIT. Pengguna berkomunikasi dengannya sebagaimana sedang berkonsultasi dengan seorang terapis.
3.2.     PARRY
Parry adalah Expert System yang dikembangkan di Stanford University oleh seorang psikiater, Kenneth Colby, Hilf, Webber dan Kreamer pada tahun 1972 yang mensimulasikan seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoid memang ada, perbedaan respon psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respon simulasi computer dan respon manusia.
3.3.       NET TALK
NET TALK program ini jenisnya cukup bebeda, berdasarkan pada jaring-jaring neuron, sehingga dinamakan  NET TALK. Program ini dikembankan oleh Sejnowki disekolah medis Harvard dan Rosenberg di universitas Princeton. Dalam program ini , NET TALK membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras.

Daftar Pustaka
Al Fatta, H. (2009). Rekayasa sistem pengenalan wajah. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Kusrini. (2006). Sistem pakar: teori dan aplikasi. Yogyakarta: ANDI OFFSET.



Komentar