#SIP DATABASE


A.      Database
Sumber : phintraco.com
1.      Sejarah Database
Sampai pertengahan tahun 1960-an, hampir semua data komputer disimpan pada pita magnetic. Namun karena pita hanya dapat diproses secara berurut, maka data harus disimpan dalam bentuk daftar (file sekuensial). Namun demikian, ada masalah serius dalam pemeliharaan dan penyimpanan semua data dalam format ini.
Sumber : Kroenke (2005)

1.3.       Model Database pertama
Dalam hal ini, database dirancang untuk menghilangkan masalah pemrosesan file sekuensial. Ada dua arsitektur yang awalnya sukses. IBM mengembangkan dan mempromosikan DL/I atau Data Languange One, yang membuat model data database dalam bentuk pohon atau hirarki.
Sumber : Kroenke (2005)

Model ini, yang dikembangkan dalam kaitannya dengan industri manufaktur, mudah digunakan untuk menyimpan data seperti daftar bill of material dan suku cadang, tetapi sebenarnya bukan untuk tujuan umum. Menyajikan data network non-hierarkis ternyata cukup sulit. Karena itu, CODASYL, kelompok yang mengembangkan standar untuk bahasa COBOL, menciptakan sebuah model yang disebut model DBTG (Data Base Task Group) pada tahun 1970-an. Model DBTG dapat mewakili sistem hierarki dan network. Model ini pernah diajukan sebagai standar nasional, tetapi tidak pernah dipilih karena rumit. Akan tetapi, model ini telah menjadi dasar dari sejumlah produk DBMS yang sukses pada tahun 1970an dan 1980an. Produk IDMS buatan Cullinane Corporation adalah yang paling sukses.
1.3.       Model Relasional
Pertama kali diajukan oleh E.F. Codd pada tahun 1970. Codd bekerja untuk IBM dan setelah 10 tahun melakukan penelitian, pengembangan, dan lobi, dia dan yang lain berhasil meyakinkan IBM untuk mengembangkan produk DBMS berdasarkan model relasional. Model yang paling terkenal dari produk ini adalah DB2, yaitu sebuah DBMS yang masih aktif digunakan saat ini. Sementara itu, perusahaan lain (seperti Oracle, Ingres, Sybase, dan Informix) juga mengembangkan produk DBMS berdasarkan model relasional. SQL Server telah dikembangkan oleh Sybase dan dijual ke Microsoft pada akhir tahun 1980an. Saat ini, DB2, Oracle, dan SQL Server adalah produk DBMS komersial yang paling diminati.
1.3.       Produk-produk DBMS untuk Komputer Personal
Dengan ditemukannya mikrokomputer, maka kita dapat memiliki database personal; oleh karenanya, beberapa produk DBMS personal telah dikembangkan. Produk yang paling sukses adalah dBASE, yaitu sebuah produk yang dipasarkan oleh Ashton-Tate Corporation. Produk DBMS personal lainnya adalah R:base dari Microrim Corporation dan Paradox dari Borland.
Karena komputer personal memiliki kemampuan menghitung yang besar, maka produk-produk DBMS mampu memberikan lebih banyak interface grafis kepada user. Seiring dengan berlalunya waktu, produk-produk ini telah mengubah interface produk DBMS organisasi yang lebih besar.
1.3.       Object Oriented DBMS (OODBMS)
Pemrograman berorientasi objek mulai digunakan pada pertengahan tahun 1980an,dan nantinya akan berkembang menjadi produk DBMS berorientasi objek. Tujuan produk ini adalah untuk menyimpan objek pemrograman berorientasi objek (seperti C++ atau Java) dalam sebuah database tanpa harus mentransformasikannya ke format relasional.
Produk DBMS objek-relasional, seperti Oracle 8i dan 9i, telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan baik view relasional maupun object dilakukan pada database yang sama. Sistem ini mulai sukses secara komersial, tetapi tidak sesukses produk DBMS relasional murni.
1.3.       Sejarah Terbaru
Pada tahun 1991, Microsoft membuat Access yang kemudian menggantikan semua produk DBMS personal lainnya dalam beberapa tahun. Ini dimungkinkan karena Access telah digabungkan ke dalam Microsoft Office, dan selain itu, Microsoft juga mampu menggunakan kekuatan pemasarannya serta monopoli Windowsnya untuk mengalahkan produk lainnya. Namun agar lebih adil bagi Microsoft, Access memang produk yang bagus. Untuk selanjutnya Access mendominasi pasar karena mudah digunakan dan merupakan DBMS yang sangat berguna.
Seperti semua orang tahu, penggunaan internet meledak pada pertengahan tahun 1990-an. Apa yang banyak orang tidak tahu adalah bahwa fenomena ini secara dramatis meningkatkan nilai dan pentingnya keahlian serta teknologi database. Sesuai dengan perkemabangan halaman Web yang statis ke situs Web yang dinamis saat perusahaan seperti Amazon.com meraih kesuksesan, dan organisasi besar mulai menggunakan internet untuk mempublikasikan datanya, semakin banyak situs yang tergantung pada database. Tren ini terus berlanjut sampai sekarang.
Akhirnya pada tahun-tahun terakhir telah muncul penggunaan XML, yang pada awalnya merupakan teknologi yang mendukung situs Web, tetapi telah diperluas untuk memberikan solusi atas masalah-masalah database. Untuk saat ini, kita cukup memahami bahwa integrasi teknologi database dan XML adalah yang terdepan di bidang teknologi database sekarang ini dan akan menjadi penting selama beberapa tahun di masa mendatang.
2.      Konsep Database
Konsep dasar database adalah kumpulan dari catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah database memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan didalamnya, penjelasan yang disebut dengan skema. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur database, yang dikenal sebagai database model atau model rata. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah yaitu mewakili semua informasi dalam bentuk tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom. Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel.
3.      Struktur Database
Tiga jenis umum struktur database adalah hierarkis, jaringan, dan relasional. Pada struktur database hierarkis, ruas atau rekod diatur dalam kelompok yang berhubungan menyerupai ranting pohon. Database jaringan hampir sama dengan hierarkis, tetapi masing-masing anak rekod dapat memiliki induk lebih dari satu rekod. Jenis pengorganisasian yang paling fleksibel, database relasional menghubungkan data di dalam file berbeda melalui penggunaan suatu ruas kunci atau elemen data umum.
3.1.       Database Hierarki
Sumber : Supriyanto dan Muhsin (2008)
3.2.       Database Jaringan
Sumber : Supriyanto dan Muhsin (2008)
3.3.       Database Relasional
Sumber : Supriyanto dan Muhsin (2008)

4.      Keunggulan dan kelemahan Database Management System
4.1.       Keunggulan DBMS
4.1.1.      Mengontrol redundansi data
Dengan ada integrasi file ini maka berbagai duplikasi data yang terjadi dihilangkan.
4.1.2.      Konsistensi data
Jika ada perubahan yang terjadi dalam DBMS karena proses tambah, ubah, atau hapus data, maka pengguna DBMS akan dapat mengakses nilai terbaru dalam DBMS secara cepat.
4.1.3.      Informasi yang lebih dari sejumlah data yang sama
Pada DBMS, medapatkan informasi tersebut sangatlah mudah, mengingat seluruh data dalam DBMS telah terintegrasi.
4.1.4.      Pemakaian data bersama
Dalam DBMS, file tidak dimiliki oleh bagian tertentu. Karena database dimiliki oleh perusahaan atau organisasi, bukan oleh bagian tertentu.
4.1.5.      Meningkatnya integritas data
Integritas data berhubungan dengan validitas dan konsistensi dalam penyimpanan data. Integritas mengekspresikan batasan dan aturan dalam basis data.
4.2.       Kelemahan DBMS
4..2.1.    Harga DBMS mahal
Ada pendapat, ada uang ada barang. Teknologi baru tentunya lebih mahal daripada teknologi yang terdahulu.
4..2.2.    Ukuran
Kerumitan dan banyaknya fungsi yang ada pada DBMS meyebabkan DBMS memerlukan banyak software pendukung yang mengakibatkan penambahan tempat penyimpanan dan memori.
4..2.3.    Kompleksitas
Pada DBMS terdapat pengaturan fungsi-fungsi sehingga DBMS menjadi software yang cukup rumit dan kompleks. Aturan fungsi-fungsi tersebut harus diketahui oleh pengguna DBMS dengan baik. Jika tidak maka pengguna DBMS tidak akan mendapat manfaat dari implementasi DBMS.
4..2.4.    Penambahan biaya perangkat keras.
4..2.5.    Adanya biaya konversi
Biaya konversi ini akan digunakan untuk proses konversi FBS ke DBMS.
5.      Peranan database dan DBMS dalam memecahkan masalah di bidang Psikologi
5.1.       Peranan Database dalam bidang Psikologi
Dalam bidang psikologi, khususnya pada bidang Psikologi Industri dan Organisasi penggunaan database sangatlah dibutuhkan agar dapat memudahkan pihak HRD untuk melihat atau mengecek data-data yang diperlukan dari seorang pegawai atau calon pegawai diantara 1000 pegawai yang ada.
Dalam ruang lingkup sekolah, database sangat dibutuhkan, terlebih lagi bagi psikolog yang mengatasi anak-anak yang sering bolos disekolah. Dengan database, dapat memudahkan psikolog untuk mencari beberapa anak yang sering bolos di sekolah dari ratusan yang ada.
5.2.       Peranan DBMS dalam bidang Psikologi
Berkembangnya teknologi informasi terutama pada DBMS telah mengubah kinerja dan cara kerja para karyawan dalam bertindak. Hal ini sangat berkaitan dengan Psikologi Industri dan Organisasi. Saat ini DBMS menyediakan akses yang lebih cepat untuk informasi dan menyediakan karyawan kesempatan untuk membagi, contohnya, atau meninjau pengambilan keputusan oleh tim atau unit dari suatu karyawan tersebut. Peranan DBMS tersebut antara lain:
5.2.1.      Data yang berulang dalam bentuk multifile duplikat maupun data duplikat dalam satu file
5.2.2.      Data dan program menyatu
5.2.3.      Kebutuhan untuk mengintegrasikan data dari file-file
5.2.4.      Kebutuhan untuk memperoleh data secara cepat
5.2.5.      Kebutuhan untuk membuat data dengan aman
Daftar Pustaka
Binarto, S. (2012). Tip dan trik membuat program penjualan menggunakan visual basic 6.0. Jakarta: Media Kita.
Indrajani. (2015). Database design. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Ivancevich, J. M., Konopaske, R., Matteson, M. T. (2006). Perilaku dan manajemen organisasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kroenke, D. M. (2005). Database processing: dasar-dasar, desain, dan implemetasi jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Supriyanto, W., Muhsin, A. (2008). Teknologi informasi perpustakaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Komentar